MARAH dan emosi adalah tabiat manusia. Oleh karena
itu, agama memerintahkan kita untuk mengendalikan kemarahan itu, agar
tak sampai menimbulkan dampak negatif. Al-Khaththabi menafsirkan ucapan
Nabi pada salah seorang sahabat;
لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ.
“Janganlah marah dan bagimu surga.” (HR. Al-Thabrani), dengan penjelasan: Jauhilah hal-hal yang membuatmu marah atau dapat memicu kemarahanmu.
Dijelaskan secara medis, marah berlebihan dapat memiliki dampak
serius pada kesehatan seseorang. Ketika marah, tubuh seseorang akan
melepaskan hormon-hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Bila
terlalu banyak, hormon tersebut dapat meningkatkan tekanan darah dan
menyebabkan masalah kesehatan.
Saat marah, kita akan merasa jantung berdebar dan bernapas lebih
cepat. Bila marah tingkat tinggi, akan terjadi ketegangan di bahu atau
bahkan hingga mengepalkan tangan. Jika mengalaminya, Anda sebaiknya
segera mengendalikan diri agar tidak berlanjut.
Menahan marah itu memang bukan pekerjaan mudah. Karenanya Nabi
mengumpamakan orang yang dapat mengendalikan kemarahan dan emosinya,
sebagai orang terkuat. (lihat: Fath al-Bari, 10/520).
Nabi juga melarang umatnya untuk marah, namun jika marah, Nabi telah
banyak mencontohkan bagaimana seharusnya mengendalikan rasa amadalah.
[Baca juga: Beginilah Marahnya Rasulullah]
Berikut beberapa cara untuk meredam kemarahan, sesuai petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassallam:
1. Membaca Ta’awwudz. Rasulullah bersabda “Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A’udzu billah minasy syaithaanir rajim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk).” (HR. Bukhari Muslim).
2. Berwudlu. Rasulullah bersabda, “Kemarahan itu
dari setan, sedangkan setan tercipta dari api, api hanya bisa padam
dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah.” (HR. Abu Dawud).
3. Mengubah posisi. Dalam sebuah hadits dikatakan, “Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah.” (HR. Abu Dawud).
4. Diam. Dalam sebuah hadits dikatakan, “Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah.” (HR. Ahmad).
5. Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuah hadits dikatakan “Ketahuilah,
sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau
melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya?
Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan
pipinya dengan tanah (sujud).” (HR. Tirmidzi).*
http://www.hidayatullah.com/kajian/gaya-hidup-muslim/read/2015/01/03/36137/tips-ala-rasulullah-meredam-amarah.html
First
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon